2 Desember 2010

Masjid Raya Bani Umar

Perpaduan Keindahan Seni dan Kemegahan

Masjid Raya Bani Umar Bintaro Jaya didirikan atas prakarsa keluarga mantan wakil presiden Indonesia periode 1983-1988, yaitu Alm. Umar Wirahadikusumah. Proses pembangunan masjid ditandai dengan penacapan tiang pertama pada 7 Juli 2007. Masjid ini diresmikan pemakaiannya pada 10 Oktober 2008 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tanggal ini bertepatan dengan tanggal lahir Alm. Umar Wirahadikusumah.

Bila kita melintas di Jl. Graha Raya Bintaro Jaya menuju Pondok Jagung, kita akan mendapati masjid megah ini berada di sisi kiri. Dengan kombinasi warna orange dan merah yang mencolok di beberapa sisi dinding dan menaranya, masjid yang dibangun di atas lahan seluas 1,2 hektar ini sungguh benar-benar menampilkan arsitektur yang unik dan menawan.

Masjid Raya Bani Umar dirancang oleh arsitektur Fauzan A.T. Noe’man, B.FA, B.Arch, IAI yang juga merupakan Direktur Utama PT. Biro Arsitektur Achmad Noeman (PT. BIRANO) yang sangat terkenal dengan desain-desain masjid yang cantik, unik dan berbeda seperti halnya masjid At-Tin, Jakarta Islamic Center, Al-Markaz, Masjid Raya Batam Center, dan lain sebagainya.

Masjid dengan Menara Tertinggi

Keunikan utama dari masjid ini adalah desainnya, bila kebanyakan masjid umumnya identik dengan keberadaan kubah, Masjid Raya Bani Umar tak memiliki kubah sama sekali. Disain ini merupakan salah satu ciri utama masjid rancangan Fauzan A.T. Noe’man. Ketiadaan kubah ini tak mengurang kemegahan Masjid Raya Bani Umar sedikit pun. Lagipula, kubah memang bukan unsur wajib yang harus dimiliki setiap masjid. Menara masjid yang menjulang setinggi 59,62 meter seakan menjadi jawaban yang tepat pengganti kubah. Tinggi menara Masjid Raya Bani Umar juga tercatat sebagai menara masjid tertinggi se-Tangerang.

Kemegahan masjid ini dapat langsung terasa ketika kita memasuki pintu gerbang, tampilan halaman yang luas langsung tersaji. Deretan pepohonan palem berdiri rapi di antara deretan rerumputan yang ditata laksana garis shof sholat. Lampu taman dengan ornamen yang selaras dengan masjid pun tak ketinggalan menghiasi pelataran halaman yang menghadap ke pintu utama masjid.

Di bagian bawah dari bangunan masjid ini terdapat ruang serbaguna, minimarket, kantor, dan ruang-ruang meeting. Untuk menuju ke ruang sholat utama, kita dapat melalui tangga yang berada di bagian depan masjid. Masjid ini memiliki ruang serambi yang lumayan luas. Dari ruang serambi ini kita bisa melihat panorama halaman masjid serta lingkungan sekitar.

Selain arsitekturnya, masjid yang konon menelan biaya sebesar Rp 2 Miliar ini juga didukung tata cahaya, sirkulasi udara, serta perpaduan warna yang selaras. Hamparan karpet empuk warna merah marun dapat ditemui di lantai dua yang menjadi ruang utama dari masjid ini. Lantai utama ini bisa diakses lewat anak tangga yang luas dan langsung terhubung dengan halaman utama atau bisa juga lewat anak tangga yang ada di sisi kanan kiri dari dalam bangunan. Tersedia pula ruang sholat tambahan di lantai tiga. Sementara lantai dasar dijadikan semacam aula (ruang pertemuan) dan toilet serta tempat wudhu yang tak kalah apiknya.

Di ruang utama masjid ini, kita akan menemui tampilan kaligrafi besar terlihat menempel di dinding sisi mihrab. Ornamen kaligrafi bertuliskan Allah Subhanahu Wata’ala dan Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tampak indah menghias di atas dinding marmer di sisi kiblat.

Pencahayaan dan Sirkulasi Udara
Sementara di langit-langit masjid tampak lampu-lampu yang didisain unik menggantung dengan indah. Hampir semua aspek di masjid ini didesain dalam bentuk yang selaras. Mulai dari lampu gantung, daun pintu, pembatas shof hingga teralis yang menjadi pagar pada bagian teras didesain dalam bentuk dan corak yang senada.

Kondisi pencahayaan dan sirkulasi udara pun tak lepas dari perhatian sang arsitek. Tak hanya dari segi estetika, secara fungsional pun masjid ini dirancang dengan tepat. Hampir di semua sisi dinding Masjid Raya Bani Umar terdapat ventilasi udara yang dirancang selaras dengan ornamen-ornamen pendukung lainnya. Dengan banyaknya sumber sinar matahari, pada siang hari kondisi cahaya di dalam ruangan masjid cukup terang meski tanpa menghidup lampu. Belum lagi banyaknya ventilasi udara yang membuat ruangan di masjid selalu sejuk. Dipadukan dengan empuknya karpet merah marun yang membentang di ruang utama, para jemaah pun akan merasa lebih khusuk dan nyaman dalam menunaikan ibadah.

Fasilitas pendukung
Beragam fasilitas pendukung melengkapi masjid yang dikelola oleh Yayasan Bakti Djayakusumah ini, mulai dari untuk keperluan ibadah hingga sosial kemasyarakatan lainnya. Seperti ruang pertemuan, ruang rapat/training, ruang belajar, klinik dan beberapa armada ambulance dan jenazah. Masjid raya bani umar memang tergolong memiliki banyak kegiatan. setiap minggu selalu ada kegiatan yang dilangsungkan, seperti pengajian ibu-ibu yang digelar setiap hari selasa dan pengajian bersama yang dilangsungkan setiap hari minggu. Dengan beragam fasilitas yang dimiliki, Masjid Raya Bani Umar menjadi salah satu sentra kegiatan keagamaan di kota Tangerang Selatan.

Bila Anda melintas di Jalan Raya Graha Raya Bintaro, Kelurahan Perigi Baru, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, tempat dimana masjid ini berada, jangan sungkan-sungkan untuk mampir saat waktu sholat tiba. Jika memang belum saatnya adzan dikumandangkan, tak ada salahnya jika sejenak menikmati keindahan desain, arsitektur masjid yang diarsiteki oleh Fauzan Ahamd Noe’man ini. Lokasi Masjid Raya Bani Umar sendiri berdekatan dengan Kantor Kecamatan Pondok Aren, Mapolsek Pondok Aren dan belasan cluster mewah milik pengembang ternama, Bintaro Jaya dan BSD City.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger