Dalam rangka Idul Adha 1431 H, Yayasan Majlis Dzikir Al Ikhlas (YMDAI) membagikan paket lebih dari 200 paket daging qurban. Kegiatan yang rutin di gelar YMDAI setiap Hari Raya Idul Adha ini, dilangsungkan di Sekretariat YMDAI yang terletak di Jalan Murai Raya No.9 RW 06 RT 03 Panunggangan Barat, Cibodas, Kota Tangerang (17/11).
Diterangkan Al Ustadz Endang Haryana Tajuddin Syarif selaku Pendiri dan Pembina YMDAI, tahun ini YMDAI menyembelih total 19 ekor kambing. Rinciannya, di sekretariat YMDAI sebanyak 13 ekor, di Balaraja Kabupaten Tangerang empat ekor, dan sisanya di wilayah Curug sebanyak dua ekor kambing. “Melakukan qurban telah menjadi agenda rutin bagi yayasan,” ujarnya.
Ditambahkan, Qurban sendiri diriwayatkan dari Nabi Ibrahim AS. Sejarah pelaksanaan ibadah qurban ini bermula dari pengujian kesetiaan Ibrahim terhadap Tuhannya. Pada usianya yang telah mencapai 85-an tahun, Ibrahim belum dikaruniai keturunan.
Sebagai ijabah dari permohonannya, Tuhan kemudian mengaruniakan seorang keturunan yang kemudian diberi nama Ismail (Tafsir al-Azhar, juz 23: 218). Lima tahun kemudian, Ibrahim bermimpi menyembelih Ismail. Setelah dimusyawarahkan, kemudian keduanya sepakat bahwa mimpi tersebut merupakan perintah dari Tuhan yang harus dilaksanakan. Di akhir kisah, Ismail diganti dengan seekor domba besar yang kemudian disembelih Ibrahim (QS. 37: 100-107).
Sejatinya Ibadah qurban adalah perintah Tuhan untuk mengorbankan dan menyembelih sifat egois, mementingkan diri sendiri, rakus dan serakah yang dibarengi dengan kecintaan kepada Allah SWT yang diwujudkan dalam bentuk solidaritas dan kerja-kerja sosial. Kecintaan pada Allah SWT ditunjukkan Nabi Ibrahim dengan kesediaan menyembelih putra kesayangannya Ismail. Sesungguhnya Tuhan menyuruh Ibrahim menyembelih putranya, yang disampaikan melalui mimpi, di samping ujian keimanan juga sarat pesan-pesan sosial kemanusiaan.
Qurban secara etimologi berarti “pendekatan”, mengandung pesan tentang upaya mendekatkan diri kepada Tuhan dengan jalan mempersembahkan hidup kita untuk perjuangan membela nilai-nilai kemanusiaan. Nilai kebajikan ibadah qurban bukan terletak pada persembahan daging hewan qurban, melainkan ketakwaan dan ketulusan (QS al-Hajj: 37).
“Makna qurban sesungguhnya sangat dalam. Hendaknya manusia jangan hanya terjebak dalam euforia pembagian daging qurban setiap Idul Adha. Pahami makna qurban agar kita bisa belajar untuk lebih bersyukur dan ikhlas,” pungkas Endang.
0 komentar:
Posting Komentar